Dalam rangka, diperlukan studi lapang perlu dilakukan untuk menambah wawasan para akademisi tentang penerapan bioteknologi dan peluang pengembangannya Untuk memperkenalkan terapan ilmu bioteknologi kepada mahasiswa, para mahasiswa dan dosen PS. Magister boteknologi melakukan studi lapang pada hari Selasa 23 Maret 2017 yang bertempat di Desa Banyubang, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur. Desa tesebut merupakan kawasan jagung hibrida di Lamongan dan terdapat beberapa lahan percontohan sebagai contoh nyata bagi para petani jagung. Dengan demikian, mahasiswa maupun tenaga pengajar dapat memiliki tambahan wacana serta inspirasi untuk pengembangan bioteknologi di Universitas Jember, ataupun pengembangan yang lebih luas nantinya.

Panen raya jagung hibrida di kawasan jagung modern Lamongan
Pada kunjungan ini, mahasiswa dapat ikut serta dalam acara panen raya jagung hibrida yang pertama kali. Acara panen raya yang diselenggarakan oleh kementrian pertanian ini, dimanfaatkan mahasiswa Magister Bioteknologi untuk melihat perkembangan produk biotek yang modern dan unggul. Dalam acara panen raya ini dihadiri oleh pejabat pemerintahan yaitu Direktorat Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Bachtiar MS, Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetika, Bambang Purwantara, dan Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir. Staf Ahli Wantimpres Erna Maria Lakollo, Rektor Universitas Jember Muhammad Hasan, Ketua Asosiasi Petani Jagung Indonesia (APJI) Sholahuddin, perwakilan Gabungan Perusahaan Makanan Ternak Komisariat Jawa Timur Heri Setiawan serta Ketua gabungan kelompok tani serta bapak bupati Lamongan Mohammad Fadeli.
Bupati Lamongan Fadeli saat panen raya mengatakan bahwa terjadi peningakatan produksi jagung yang ditanam di kawasan seluas 100 hektare, dengan jenis rata-rata produktivitas jagung hibrida. Jenis jagung hibrida yang ditanam ada 11 varietas yang di ujicoba, dengan 5 varietas di antaranya adalah jenis unggulan, dan mampu menghasilkan produktivitas paling rendah 8 ton dan tertinggi mencapai 12,71 ton per hektare. Produktivitas rata-ratanya mencapai 10,6 ton per hektare. Dan panen raya di kawasan ini sebagai upaya memberikan contoh nyata bagi petani lainnya, dan sebuah persembahan dari Lamongan untuk Indonesia. Bahwa jika budidaya jagung dilakukan secara modern, hasilnya ternyata luar biasa.

Staf ahli Wantimpres Erna Maria Lakollo (berkacamata) dan Mahasiswa Magister Bioteknologi di kawasan jagung modern Lamongan
Terkait penggunaan benih jagung biotek, Ketua KTNA, Winarno Tohir menyebutkan bahwa sudah mendapatkan izin dari tiga kementerian dan akan segera direalisasikan untuk memperbanyak benih jagung hibrida di kabupaten lamongan. Kehadiran benih jagung hibrida juga disambut baik oleh petani di lamongan. Hal ini terbukti ketika Kementerian Pertanian (Kementan) melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL) mengenalkan benih jagung hibrida, sejumlah petani di Kabupaten Lamongan antusias ajakan tersebut.